Target> 99 Pos || By : Achmad Adhy

Kamis, 19 Desember 2013

PARA TOKOH PEJUANG BANGSA INDONESIA

PARA TOKOH PEJUANG BANGSA INDONESIA

A. Ir. Soekarno 

 Soekarno lahir di Blitar pada tanggal 6 Juni 1901. Ir. Soekarno atau Bung Karno adalah seorang pemimpin dengan gaya pidato yang khas dan mampu menggelorakan semangat bangsanya. Ia sanggup berpidato berjam-jam lamanya tanpa teks sambil berdiri. Bung Hatta dalam surat wasiatnya menyebut Bung Karno sebagai Penggali Pancasila. Dasar negara yang diusulkan oleh Ir. Soekarno diberi nama Pancasila. Pada bulan Agusutus 1945, Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno terpilih sebagai ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Bung Karno bersama-sama Bung Hatta telah mengambil keputusan paling bersejarah mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Proklamasi kemerdekaan itu menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa merdeka, terangkat derajat dan martabatnya di mata bangsa-bangsa di dunia. pada tanggal 18 Agustus 1945, ia terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama. Tanggal 23 Oktober 1986, almarhum Ir. Soekarno dianugerahi gelar Pahlawan Proklamator. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta disebut sebagai Dwi tunggal

B. Drs. Moh. Hatta

  Drs. Moh. Hatta atau Bung Hatta lahir di Bukit Tinggi pada tanggal 12 Agustus 1902. Bung Hatta lebih dikenal dengan sebutan Bapak Koperasi Indonesia. Ia adalah seorang pemimpin yang berdisiplin tinggi, tegas, dan taat beragama. Meskipun bersal dari keluarga berada, Bung Hatta dikenal sederhana. Perbuatan dan perkataan Bung Hatta juga selalu sejalan. Pada tahun 1926 Bung Hatta menjadi ketua Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Perhimpuanan indonesia adalah suatu gerakan mahasiswa yang berjuang untuk Kemerdekann Bangsa Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Hatta bersama Bung Karno memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1945, Drs. Moh. Hatta diangkat sebagai Wakil Preiden Republik Indonesia. Bung Hatta memiliki sikap toleransi yang sangat tinggi. Hal ini dibuktikan pada peristiwa menjelang pengesahan dasar negara. Pada saat itu, sebagian kecil peserta sidang mengajukan usul keberatan terhadap rumusan dasar negara pada sila pertama. Bung Hatta sebagai seseorang yang taat beragama begitu memberikan perhatian terhadap usul yang diajukan oleh peserta lain meskipun berbeda agama. Beliau segera Berkonsultasi dengan empat tokoh Islam. Pertemuan Bung Hatta dengan keempat orang tokoh Islam menyepakati usulan tokoh nonmuslim untuk mengganti kalimat sila pertama yang berbunyi '' Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya'' menjadi ''Ketuhanan Yang Maha Esa''. Penggatian ini dilakukan demi pesatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan bangsa lebih utama daripada kepentingan golongan pada tahun 1949, Bung Hatta memimpin delegasi dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag yang menghasilkan pengakuan terhadap kedaulatan RI pada pihak Belanda. Bung Hatta mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden pada tahun 1956. Beliau wafat pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan di pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta.

C. Haji Agus Salim

  Masyhudul Haq atau lebih dikenal dengan nama Haji Agus Salim dilahirkan pada tanggal 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, Sumatera Barat. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga muslim yamg taat beribadah. Setelah menamatkan sekolah tingkat SMA, Haji Agus Salim bekerja sebagai penerjemah. Haji Agus Salim kemudian bekerja sebagai pegawai pada konsulat Belanda di Jedah selama tahun 1906-1911. Pada tahun 1929, Haji Agus Salim diangkat menjadi Ketua Partai Sarekat Islam (PSSI) menggantikan H. O. S. Cokroaminoto. pada tahun 1929, ia juga diangkat sebagai penasihat teknis delegasi Serikat Buruh Negeri Belanda ke Konferensi kaum buruh Internasional di Jenawa, Swiss. Ia berpidato menggunakan bahasa Perancis yang fasih, sehingga para delegasi menjadi kagum, sekaligus menaikkan pula nama Indonesia. Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, H. Agus Salim duduk sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

D. Prof. Dr. Supomo, S.H

  Supomo dilahirkan pada tanggal 22 Januari 1903 di Sukoharjo, Surakarta. Supomo muda pun tak luput dari pergerakan nasional. Semasa masih bersekolah, ia memasuki organisasi Jong Java. Supomo memiliki keahlian bidang hukum tata negara. Berkat keahlian tersebut, Supomo duduk dalam Panitia Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, kemudian sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Ia sangat berjasa karena dapat menyampaikan gagasan tentang dasar negara Indonesia. Buah pikiran Supomo juga banyak digunakan dalam penyusunan UUD 1945. Pada masa kemerdekaan, Prof. Dr. R. Supomo, S. H. diangkat sebagai Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Ia ikut pula membina Universitas Gadjah Mada dan mengajar pula pada universitas tersebut. Pada tanggal 12 September 1958, Prof. Dr. R. Supomo S.H., meninggal dunia dan jenazahnya kemudian dimakamkandi Solo.

E. Prof. Mohammad Yamin, S. H.

  Mohammad Yamin dilahirkan pada tanggal 24 Agustus 1903 di Talawi, Sumatera Barat. Setelah menamatkan sekolah guru, ia mengajar di Bukitinggi. Ia kemudian melanjutkan sekolah kehakiman di Jakarta dengan beasiswa dari pemerintah Belanda. Mohammad Yamin bercita-cita tinggi dalam upaya mempersatukan bangsanya. Ia terkenal dengan pidato-pidatonya yang gencar dalam mengkritik pemerintah penjajah. Sebagai akibatnya, beasiwa yang diterimanya dicabut. Namun ia berhasil menyelesaikan pelajarannya dalam sekolah kehakiman tersebut. Mohammad Yamin berpikiran cerdas, berwawasan luas, bercita-cita tinggi, dan gemar membaca. Ia mempunya perpustakaan pribadi dengan buku-buku yang cukup banyak. Kegiatan berorganisasi dan berpolitik dimulainya dengan memasuki Jong Sumateranen Bond dan Indonesia Muda. Cita-cita persatuan bangsa yang didambakan akhirnya terwujud dalam Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa adlah tiga unsur yang menjadi dasar persatuan bangsa yang sangat bersejarah itu. Dalam rangka persiapan terbentuknya Republik Indonesia merdeka, Mohammad Yamin berperan aktif dengan mengajukan usulan berupa gagasan tentang rumusan dasar negara. Setelah terbentuknya republik Indonesia, Mohammad Yamin diangkat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia. Beliau terkenal pula sebagai seorang penyair dan banyak menulis buku mengenai bidang hukum dan sejarah.

F. K. H. Abdul Wahid Hasyim

  Abdul Wahid Hasyim dilahirkan pada tahun 1914 di Jombang, Jawa Timur. Ia dibesarkan dalam lingkungan keagamaan yang mana ayahnya dalam seorang kyai yang mempunyai pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur. Abdul Wahid Hasyim dapa membaca buku-buku ilmu pengetahuan setelah belajar sendiri menulis dan membaca huruf Latin. Di pesantren Tebu Ireng tempat ia mengajar, para siswa diharuskan belajar huruf Latin. Merka harus dapat membaca buku-buku ilmu pengetahuan umum selain pengetahuan agama. Pada tahun 1942, Abdul Wahid Hasyim terpilih menjadi ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU). Ia kemudian diangkat sebagai anggota panitia persiapan kemerdekaan indonesia. Peranan Abdul Wahid Hasyim dalam hal perumusan dasar negara sangat penting. Ia bersama empat orang tokoh agama islam berhasil menyepakati untuk mengubah rumusan sila pertama dari Pancasila.

1 komentar:

Cari Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Target> 99 Pos || By : Achmad Adhy

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *